Depok || Radarpost.id
Walilota Depok Dr. H. Supian Suri mengingatkan bahwa tanggung jawab literasi tidak hanya untuk generasi saat ini, tetapi juga untuk anak-anak sebagai estafet pembangunan dan masa depan bangsa.
Hal ini menurutnya penting membaca buku seiring perkembangan teknologi digital media sosial kini bukan hanya alat komunikasi namun telah berevolusi menjadi platform bisnis yang menjanjikan, dibandingkan membaca konten digital semata, karena daya ingat akan lebih kuat.
“Perkembangan teknologi ini sudah berimprovisasi tidak hanya untuk media komunikasi, teknologi digital itu seperti dua bilah kedua sisinya tajam, artinya kalau kita tidak hati-hati itu bisa melukai diri kita sendiri,” kata Supian Suri, usai membuka Festival Literasi Depok 2025 di Depok Open Space (DOS), Senin (3/11/2025).
“Maksudnya adalah kita harus paham, bagaimana memanfaatkan untuk sesuatu yang positif jangan sampai salah, kalau sampai salah itu juga bisa menyebabkan kita yang rugi,” tambahnya.
Bang Supian, sapaan akrabnya menjelaskan pemanfaatan teknologi ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena perkembangan yang sangat cepat dan sifatnya yang disruptif memerlukan kesiapan dan pemahaman mendalam agar tidak menjadi bumerang.

“Kreativitas anak muda tidak boleh dibatasi, justru harus dimaksimalkan. Tapi harus tahu batasanya. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Jangan sampai karena ketidaktahuan, yang niatnya kreatif malah jadi kasus hukum,” katanya.
Supian menyampaikan apresiasi kepada Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Depok yang menginisiasi kegiatan ini bersama Karang Taruna dan dukungan berbagai pihak, termasuk Bank BJB dan sponsor lain, sehingga festival dapat berjalan lancar.
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini sehingga bisa maksimal,” kata Supian.
Supian menambahkan, Pemkot Depok berencana membangun perpustakaan baru yang berlokasi di alun-alun Kota Depok. Perpustakaan ini akan memanfaatkan menara pandang di Alun-alun Timur, GDC, yang saat ini tengah di-redesign untuk dijadikan gedung literasi modern.
“Nanti anak-anak bisa hadir ke sana, dan saya yakin mereka akan senang melihat perpustakaan baru yang lingkungannya menarik,” ujar Supian. Pembangunan dijadwalkan selesai maksimal pada 2027.

Supian berharap festival ini bukan sekadar seremonial. Ia meminta seluruh sekolah, terutama siswa SMP, untuk hadir dan memanfaatkan kesempatan melihat buku, literasi, dan kegiatan yang diselenggarakan.
Festival Literasi Depok 2025 mengusung tema Peningkatan Pelayanan Perpustakaan melalui Gerakan Pembudayaan Gemar Membaca berbasis Inklusi Sosial (mPUSTAKA Gumeuliss), sebagai upaya mendorong budaya membaca dan memperkuat literasi di Kota Depok.
“Semangat literasi ini harus kita wariskan kepada anak-anak, agar menjadi bagian dari impian Depok Maju, Jawa Barat Istimewa, Indonesia Emas 2045,” tutur Supian.

Sementara itu Ketua Karang Taruna Kota Depok Irwan Nurwanto, mengajak generasi muda untuk tidak hanya ikut-ikutan tren apa yang sedang viral di berbagai platform media sosial tetapi juga memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan media sosial.
“Kalau baca digital, katanya daya ingatnya cepat lupa dibanding baca buku secara langsung. Semoga anak-anak kita bisa mendapatkan manfaat dari keduanya,” kata Irwan.
“Jangan lupa literasi Depok Fest 2025, dipaksakan selama tujuh hari, banyak acaranya dari mulai Anak-anak, dewasa dan emak-emak, dan ada juga kuliner khas makanan dari UMKM Kota Depok,” ajakan Irwan. (**).













