Gandeng Lintas Sektor, CESGS Unair Dorong ESG jadi Strategi Utama Bisnis Berkelanjutan

penyelenggaraan  Indonesia ESG Leaders Forum (IELF) 2025 oleh Center for Environmental, Social, and Governance Studies (CESGS) Unair. Forum akbar tersebut sukses terselenggara di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.
banner 120x600

Jakarta || Radarpost.id

Universitas Airlangga (Unair) kembali meneguhkan komitmennya dalam memperkuat peran akademisi dan praktisi dalam ekosistem keberlanjutan. Hal itu terbukti dari penyelenggaraan  Indonesia ESG Leaders Forum (IELF) 2025 oleh Center for Environmental, Social, and Governance Studies (CESGS) Unair. Forum akbar tersebut sukses terselenggara di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Forum ini merupakan inisiatif CESGS Unair bekerja sama dengan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI). Tidak hanya itu, forum tersebut juga mendapat dukungan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan SustainLife Today. Mengusung tema Turning Costs into Cash through Impactful Sustainable Strategies, IELF 2025 mempertemukan wawasan lintas sektor yang menjadikan ESG bukan lagi beban kepatuhan, tetapi strategi inti untuk pertumbuhan bisnis, efisiensi, dan ketahanan jangka panjang.

Sebagai pusat studi yang aktif mengembangkan riset dan advokasi kebijakan ESG di Indonesia, CESGS memposisikan IELF 2025 sebagai ajang dialog lintas sektor untuk membangun pemahaman mendalam dan kolaboratif dalam transformasi keberlanjutan.

IELF 2025 menghadirkan lebih dari 100 peserta dari berbagai sektor industri. Mulai dari pemimpin korporasi, regulator, akademisi, hingga praktisi keberlanjutan dari seluruh Indonesia. Forum ini membuka ruang kolaborasi antara dunia usaha dan akademik untuk memperkuat adopsi ESG yang berdampak.

Ketua Umum AEI Armand Wahyudi Hartono dan Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Sunandar membuka secara langsung forum tersebut. Keduanya menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator dan pelaku pasar untuk menciptakan iklim investasi yang transparan dan bertanggung jawab.

CEO CESGS Unair Prof Dr Iman Harymawan SE MBA PhD saat menjadi pembicara dalam IELF 2025 (Foto: Istimewa) yang menjadi salah satu pembicara dalam forum tersebut menegaskan pentingnya pendekatan strategis dalam menghadapi krisis iklim. “Perubahan iklim telah menciptakan ketidakpastian finansial yang semakin besar. Namun di balik tantangan tersebut, ada peluang strategis di mana inisiatif keberlanjutan yang tepat dapat mengubah biaya lingkungan dan sosial menjadi keuntungan finansial, serta menjamin ketahanan bisnis jangka panjang,” ungkapnya, dalam rilis Unair, Jumat(25/7/2025).

Kontribusi Konkret

Bersama Presiden Direktur Institute of Sustainability and Agility Maria R Nindita Radyati, Prof Iman membagikan perspektif mengenai pentingnya menghubungkan teori dan praktik ESG agar dapat diimplementasikan secara efektif di berbagai sektor. Sebagai bentuk kontribusi konkret terhadap penyelarasan standar pelaporan keberlanjutan global, CESGS juga menghadirkan sesi konsultasi khusus mengenai panduan pelaporan berbasis IFRS oleh Fajar Kristanto Gautama Putra (CESGS) dan Gilman Pradana Nugraha (AEI). Sesi ini sekaligus menjadi momen peluncuran Playbook IFRS S2, panduan praktis yang dikembangkan sebagai navigasi implementasi standar pelaporan keberlanjutan terbaru.

IELF 2025 juga mempertemukan para pelaku industri dalam dua sesi paralel yang membahas transisi menuju ekonomi rendah karbon melalui penerapan ekonomi hijau dan ekonomi sirkular. Beberapa narasumber yang turut berbagi wawasan antara lain: Subkhan (Forum QHSE BUMN Konstruksi), Aninda Dewi Hindrawati (PT Sarana Multi Infrastruktur), Annisa Ayu Soraya (IDSurvey), Bondan Winarno (PT Pelindo), Anik Hidayati (PT PELNI), dan Evi Jo (PT Bank Central Asia Tbk). Keragaman perspektif dan sektor ini menegaskan bahwa pendekatan ESG tidak eksklusif bagi satu jenis industri, melainkan menjadi kunci strategis lintas sektor untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan.

Strategi Dorong Keberlanjutan

Prof Iman Harymawan menegaskan bahwa IELF 2025 diharapkan menjadi titik balik dalam cara pelaku usaha memandang ESG. Bukan sekadar kewajiban kepatuhan, tetapi juga sebagai strategi utama yang mampu mendorong kesuksesan finansial sekaligus keberlanjutan jangka panjang.

“Kami mengundang para pemimpin masa depan dari berbagai sektor untuk turut mendefinisikan ulang ESG, dari dokumen pelaporan menjadi motor penggerak pertumbuhan bisnis yang strategis dan berdampak,” ujar Guru Besar Bidang Akuntansi Keberlanjutan FEB UNAIR itu.

Penyelenggaraan IELF 2025 sekaligus memperkuat pesan bahwa keberlanjutan bukan lagi pilihan, apalagi tren sesaat. Melainkan, kebutuhan strategis untuk membangun resiliensi bisnis di tengah ketidakpastian iklim dan pasar global.

Melalui dialog lintas sektor, kesamaan visi, dan kolaborasi nyata, forum ini diharapkan menjadi langkah kolektif menuju penerapan praktik bisnis yang tangguh, inklusif, dan bertanggung jawab, baik terhadap lingkungan maupun masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *